Konsep pelepasan dan perubahan kepemilikan harta
Oleh : Zumrotus Sa’adah, S.Pd
A.
Wakaf
1.
Pengertian wakaf
Wakaf secara
bahasa berasal dari kata waqf yang berarti mencegah atau menghentikan (al man’u). sementara itu menurut istilah
adalah menyerahkan harta untuk selamanya yang bisa diambil manfaatnya dengan
tetap kekal materinya, yang manfaat tersebu digunakan kebajikan untuk umum atau
khusus dengan tujuan pendekatan diri kepada Allah SWT. Wakaf hukumnya sunnah.
Pemberi wakaf akan mendapat pahala yang terus menerus sekalipun yang
bersangkutan meninggal dunia karena termasuk amal jariyah.
2.
Dasar hukum wakaf
Hukum
wakaf adalah suna, hal ini didasarkan pada Alqur’an QS. Al Hajj : 77
الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (77)وَافْعَلُواْ
Artinya
: dan perbuatlah kebajikan kebajikan, supaya kamu medapat kemenangan. (QS. Al
Hajj :77)
3.
Rukun dan Syarat wakaf
a.
Rukun wakaf adalah :
1)
Pemberi wakaf (waqif)
2)
Penerima wakaf (nadzir)
3)
Barang yang diwakafkan (mauquf)
4)
Tujuan waqaf (mauquf alaih)
5)
Ikrar (sighat)
b.
Syarat wakaf :
a)
Pemberi wakaf berhak atas perbuatan itu dan atas kehendaknya
sendiri
b)
Objek wakaf jelas
c)
Tujuan darin wakaf itu untuk kebijakan dan menyangkut kepentingan
umum
d)
Barang atau harta yang diwakafkan kekal sifatnya
e)
Jelas ikrarnya
4.
Perubahan benda wakaf
Menurut
imam Syafi’I, menjual dan mengganti barang wakaf dalam kondisi apapun hukumnya
tidak boleh, bahkan terhadap wakaf khusus sekalipun, seperti wakaf bagi
keturunannya sendiri. Sementara imam maliki dan imam hanafi membolehkan
mengganti semua bentuk barang wakaf, kecuali masjid. Penggantian semua bentuk
barang wakaf berlaku baik wakaf khusus atau umum dengan ketentuan :
a.
Apabila pewakaf mensyaratkan (dapat dijual atau digantikan dengan
yang lain), ketika berlangsungnya perwakafan
b.
Barang wakaf sudah berubah menjadi barang yang tidak berguna
c.
Apabila penggantinya merupakan barang yang lebih manfaat
d.
Agar lebih berdaya guna barang yang diwakafkan
B.
Hibah
1.
Pengertian hibah
Hibah adalah
pemberian seseorang akan hartanya kepada orang lain dimasa hidupnya dengan
Cuma-Cuma tanpa imbalan.
2.
Dasar hukum hibah
Islam
menganjurkan agar umatnya suka memberi, karena memberi lebih baik daripada
menerima. Namun pemberian itu harus ikhlas, tidak ada pamrih kecuali mencari
ridho Allah. Sebagaimana firman Allah QS Ali Imran : 92
3.
Rukun hibah
a.
Aqid (pemberi)
b.
Penerima hadiah
c.
Sesuatu yang diberikan
d.
Sighat
4.
Macam-macam hibah
a.
Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain
yang mencakup materi dan nilai manfaat barang tersebut. Misalnya menghibahkan
rumah, sepeda, dll.
b.
Hibah manfaat adalah pemberian harta kepada pihak lain agar
dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan, namun materi harta atau barang
itu tetap menjdi pemberi hibah.
C.
Sedekah dan hadiah
1.
Pengertian sedekah dan hadiah
Dalam
pengertian istilah sedekah adalah akad pemberian harta milik seseorang kepada
orang lain tanpa adanya imbalan dengan mengharap ridho Allah SWT. Hukum sedekah
adalah sunnah. Sebagaimana firman Allah dalm QS. Al baqarah : 262 tentang
sedekah yang bernilai jariyah.
Hadiah adalah
akad pemberian harta milik seseorang kepada orang lain tanpa adanya imbalan
sebagai penghormatan atas suatu prestasi, hadiah selalu member kesan
perdamaian, rasa cinta dan penghargaan dari si pemberi kepada yang diberi.
Hukum pemberian hadiah adalah mubah artinya boleh saja dilakukan dan boleh
ditinggalkan.
2.
Perbedaan sedekah dan hadiah
a.
Sedekah ditujukan kepada orang terlantar, sedangkan hadiah ditujukan
kepada orang yang berprestasi
b.
Sedekah untuk membantu orang-orang terlantar memenuhi kebutuhan
pokoknya, sedangkan hadiah adalah sebagai kenang-kenangan dan penghargaan
c.
Sedekah adalah wajib dikeluarkan jika keadaan menghendaki sedangkan
hadiah hukumnya mubah (boleh)
3.
Hikmah sedekah dan hadiah
a.
Menjadi unsure bagi suburnya kasih saying
b.
Menghilangkan tipu daya dan sifat kedengkian
c.
Menumbuhkan ukhuwah islamiyah.
Comments
Post a Comment